Rabu, 31 Juli 2013

Harus menjadi orang "HEBAT" untuk mengingatkan Polisi Lalulintas



Kejadian bermula saat saya mengendarai sepeda motor dari arah pasar koga menuju rajabasa sekitar pukul 8:15 Pagi pada tanggal 09 mei 2013, saat di perjalanan dan tepatnya di depan puskesmas kedaton saya melihat ada yang janggal terhadap aparat kepolisian yang mengendarai sepeda motor Honda beat berwarna pink, ternyata polisi itu tidak mengancingkan tali helm di bawah dagunya, karena saya ingat bahwa banyak sekali pengumuman dari mulai brosur,sticker, baliho dan alat peraga lainnya untuk mengancingkan tali pengait helm sampai bunyi click! lalu saya langsung bicara kepada polisi tersebut “Pak helmnya belum di kancingin” dan polisi tersebut melihat saya dan hanya mengangguk saja tanpa langsung memperbaiki kesalahannya tersebut, kemudian saya ingatkan kembali yang ke dua kalinya “Pak kok belum di kancingin?” lalu polisi tersebut mengajak saya menepi di pinggir jalan tanpa memperbaiki helmnya yang tidak dikancing tersebut,
kemudian polisi itu menanyakan kepada saya “Kamu kenapa nginget-ngingetin saya?” sontak saya menjawab “kan helm bapak belum di kancingin?” lalu polisi itu kembali membalas “Sudah hebat kamu ngingetin polisi” saya menjawab kembali “ya enggak pak, kan saya Cuma mengingatkan pak? Bukannya kita harus mengancingkan helm pak?” polisi itu menanyakan kembali “Kamu mau kemana?” saya menjawab kembali “saya mau berangkat kerja” lalu polisi tersebut meminta perlengkapan berkendara saya seperti SIM dan STNK saya, setelah saya berikan polisi tersebut mengajak saya ke pos polisi yang terletak di pertigaan Teknokrat tanpa mengancingkan helmnya tersebut. Sesampainya di pos, polisi itu menyuruh saya untuk menilang pengendara lain yang tidak menggunakan kelangkapan berkendaranya dengan benar. Lalu saya tidak mau, karena saya fikir itu bukan pekerjaan saya dan itu pekerjaan anda!. Disela-sela saya beradu argument kepada polisi tersebut. Lalu polisi yang sedang duduk di dalam pos polisi itu memanggil saya duduk di dalam pos nya, polisi tersebut mengaku bosnya polisi yang sedang beradu argument kepada saya. Kemudian bosnya polisi itu menyuruh saya menceritakan apa yang sedang terjadi, setelah saya ceritakan apa adanya bos polisi tersebut menanyakan “emang kenapa kalo enggak di kancingin?” lalu saya menjawab ya bukannya pihak bapak dari kepolisian yang mengharuskan kami masyarakat biasa untuk memakai helm itu harus di kancing” lalu bosnya polisi tersebut “ya kan helm dia gak ada kancingnya mau di apain?” lalu saya langsung menjawab “itu ada pak tali helmnya tinggal di kancing bisa, makannya saya ngomong ke bapak itu untuk mengancingkan helmnya”. Dalam hati saya kok bosnya polisi itu bisa ngomong “ya kan helm dia gak ada kancingnya mau di apain?” berarti helm tidak standar boleh di pakai berkendara dong? Tapi kenapa polisi banyak yang nilang pengendara dengan helm yang tidak berstandar? Apakah peraturan tersebut tidak berlaku terhadap polisi?. Kemudian bos polisi itu bertanya pada saya “sudah hebat kamu ngomongin polisi? Emang kamu mau kemana?” saya menjawab “ya enggak saya kan Cuma ngingetin pak bukannya emang pengait helm itu harus di kancingin?, saya mau berangkat kerja”. Setalah saya ceritakan tujuan saya mau kemana dan polisi tersebut mengatahui bahwa saya bekerja dimana polisi tersebut menanyakan kepada saya “emang ada undang-undang mengenai helm tersebut” saya menjawab “ya gak tau pak, mungkin ada pak di undang-undang peraturan lalu lintas” lalu dia bertanya lagi kepada saya “katanya kerja disana masa gak tau” lalu saya menjawab kembali “ya gak tau lah pak saya cuma staff”. Setelah saya merasa tidak nyaman dengan keadaan ini saya mencoba untuk mengsms salah satu dari pimpinan saya, dan kejadian yang aneh lagi pada saat saya akan melihat tag nama dari bos polisi tersebut ternyata tag bos polisi dan polisi yang bertemu di jalan dengan saya itu di tutupi menggunakan PIN, sehingga tidak terlihat. Lalu bos polisi tersebut bilang kepada saya “mau ngapain kamu liat-liat nama saya? Sudah hebat kamu?” saya menjawab “yak an saya Cuma mau tau mau ngeliat aja pak”. Setelah beradu argument cukup lama saya sudah tidak nyaman dengan suasana tersebut dan saya memutuskan untuk mengambil sim dan stnk saya yang di letakkan di meja pos polisi itu dan meninggalkan bos polisi dan polisi tersebut di posnya. Saya bingung apakah semua peraturan tentang berlalulintas hanya berlaku kepada masyarakat biasa seperti saya? Dan apabila masyarakat biasa seperti saya melanggar polisi lalu lintas langsung menilang kita tanpa di berikan peringatan atau keringanan yang lainnya, bahkan banyak oknum polisi yang tidak sungkan-sungkan untuk menilang dengan cara damai dengan meminta uang. yang lebih parahnya lagi ada oknum polisi yang menilang teman saya yang pulang sekolah mengendarai sepeda motor di tilang polisi karena tidak membawa sim menawarkan damai dengan uang, karena teman saya hanya mempunyai uang sepuluhribu rupiah yang niat awalnya untuk uang jajan esok hari, tetap di ambil juga oleh oknum polisi lalu lintas tersebut yang sedang mengadakan gabungan di prapatan arah korpri dari way halim (yang sekarang sedang dibangun fly over) sekitar 2 tahun yang lalu. Tetapi apakah semua peraturan lalu lintas tidak berlaku oleh polisi lalu lintas? Padahal Saya sering melihat polisi yang melanggar aturannya sendiri seperti polisi yang sedang smsan di jalan menggunakan sepedamotor dinasnya, polisi yang berkendara sepeda motor tidak menggunakan helm, polisi yang berkendara sepeda motor tidak menghidupkan lampunya, polisi yang berkendara sepeda motor tidak menggenakan kaca spion di motor besarnya dan yang lain sebagainya. Saya sendiri menyadari bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan untuk itu dibutuhkan aparat lalu lintas yang mengingatkan saya. Bukankah manusia memang tempatnya lupa dan salah dan semua manusia sama rata haknya? Oleh sebab itu bukankah sesama manusia harus mengingatkan agar lebih baik kedepannya? Hmm, mungkin opini saya tidak berlaku terhadap polisi dan bos polisi yang bertugas di sekitar jam 8:15 pagi di pertigaan teknokrat tersebut.

Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 
Copyright 2010 Muhammad Arsie Aziz. All rights reserved.
Design by Muhammad Arsie Aziz l Janeskins Diary l Sekolah